Peradaban dapat mencapai tingkat evolusi yang lebih tinggi tetapi hanya jika kita mengubah cara kita yang rakus. Itu potensi masa depan yang positif bagi spesies kita dianalogikan dengan metamorfosis kupu-kupu. Tubuh ulat terdiri dari beberapa miliar sel. Dalam tubuh ulat yang tumbuh, ekonomi berkembang pesat dan komunitas seluler aktif bekerja. Nafsu makan yang rakus dari organisme ini menyebabkan mereka melahap daun tanaman tempat mereka hidup. Pertumbuhan ulat melambat dan akhirnya berakhir karena sumber daya yang tersedia dikonsumsi. Di dalam kepompong, sel-sel ulat tidak berfungsi dan komunitas mereka yang sangat terstruktur mulai berantakan. Sel-sel imajinal khusus dalam kekacauan berikutnya memberikan informasi dan arahan yang terorganisir untuk menciptakan masa depan yang berbeda dan lebih berkelanjutan. Metamorfosis selesai ketika peradaban ulat yang tidak lestari berubah menjadi peradaban kupu-kupu yang peka secara ekologis.
Krisis global yang kita hadapi saat ini adalah seruan alam bagi manusia untuk menyadari bahwa peradaban perlu mengalami "metamorfosis", — versi peradaban "ulat" yang merusak lingkungan saat ini harus berubah menjadi organisme berkelanjutan yang "baru", Kemanusiaan.